Sarasehan BMIWI Konsolidasi dan Pengembangan BMIWI Menuju Indonesia Emas 2045
JAKARTA -- Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI) menggelar silaturrahim sekaligus sarasehan yang bertema "Konsolidasi, Penguatan, dan Pengembangan BMIWI" di Gedung Serbaguna Aula DPR RI Kalibata, Jakarta, Kamis, 21 November 2024.
Acara ini dihadiri Presidium BMIWI yaitu Dr. Reny Susilowati Latip, M.Pd.I, Dr. Oneng Nurul B. M.Ag., Dr. Umamah Wahid, M.Si, dan Dr. IIn Kandedes, M.A.
Ketua Presidium Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI), Dr. Reny Susilowati Latip, dalam sambutannya, ia menggarisbawahi peran strategis BMIWI sebagai federasi organisasi muslimah yang produktif dan solutif.
“BMIWI harus menjadi pilar yang kokoh dalam menjawab tantangan zaman, baik secara nasional maupun global,” ujarnya, seraya menegaskan bahwa tantangan ini membutuhkan penguatan visi, misi, dan aksi nyata.
Dia memaparkan, visi BMIWI adalah mewujudkan federasi muslimah yang mampu meningkatkan kapasitas organisasi anggota melalui langkah-langkah solutif.
Reny menjelaskan, misi ini diterjemahkan ke dalam beberapa agenda strategis, seperti pengelolaan organisasi secara profesional, penguatan ukhuwah Islamiyah di antara organisasi anggota, serta membangun sensitivitas muslimah terhadap tantangan kehidupan modern.
“Misi BMIWI tidak berhenti pada level nasional. BMIWI juga perlu mengambil peran menjadi organisasi yang go internasional,” tambahnya.
Dalam penguatan peran muslimah, BMIWI merumuskan program lima tahun yang mencakup beberapa bidang yaitu Dakwah, Informasi dan Komunikasi (Infokom), Organisasi, Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Pendidikan, Hukum, dan Politik. Setiap bidang dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat muslimah yang dinamis, dengan pendekatan strategis yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Pada program lima Tahun Bidang Dakwah, BMIWI memperluas ruang dakwah dengan membentuk Kelas Dakwah dan memperkuat sinergi antarorganisasi anggota. Ini menjadi penting di tengah tantangan zaman yang semakin tidak sederhana. "Dakwah harus mampu menjangkau segala lapisan, terutama di era digital ini," ujar Reny.
Pada Bidang Infokom, BMIWI berkomitmen meningkatkan literasi digital melalui webinar, podcast, dan diskusi kelompok terfokus (focus group discussion). Menurut Reny, pemanfaaran multimedia adalah pintu utama untuk membangun narasi yang positif bagi masyarakat muslimah modern.
Di Bidang Organisasi, pemetaan dan pengembangan BMIWI di tingkat pusat dan wilayah menjadi prioritas. Hal ini sejalan dengan tujuan memperkuat basis organisasi sehingga BMIWI mampu melaksanakan program dengan lebih efektif.
Pada Bidang Litbang, Reny menekankan pentingnya penelitian untuk memahami permasalahan aktual yang dihadapi muslimah. "Tanpa penelitian, kita hanya menebak-nebak masalah tanpa solusi substansial," katanya.
Untuk Bidang Pendidikan, melalui Madrasah Keluarga Sakinah (MKS) BMIWI, pendidikan keluarga berbasis nilai Islam akan terus digencarkan. Program ini disinergikan dengan bidang lain untuk menciptakan dampak yang lebih luas.
Bidang Hukum, BMIWI berencana untuk semakin intens menggulirkan kelas ketahanan keluarga terkait isu hukum dan mengajukan peninjauan yudisial terhadap kebijakan yang tidak mendukung pembangunan ketahanan keluarga.
Demikian pula pada Bidang Politik. Sebagai langkah strategis, BMIWI mendorong pendidikan politik muslimah. "Kesadaran politik adalah kunci untuk memastikan aspirasi muslimah terwakili dalam pengambilan kebijakan," ujar Reny.
Menuju Indonesia Emas 2045
Pada sesi diskusi dalam silaturrahim dan sarasehan yang dihadiri Dewan Pakar dan Penasihat BMIWI ini mengemukan juga di pentingnya BMIWI dalam mencapai tujuannya dengan selalu berpijak pada visi dn misi, termasuk dalam rangka menyongsong visi Indonesia Emas 2045.
Pada kesempatan ini, hadir pu Dewan Pakar BMIWI yaitu Dr. Marlinda Irwanti Purnomo, M.Si, Dr. Dinar Dewi Kania, M.M., M.Sos, dan Dr. Nurdiati Akma, M.Si serta unsur Penasihat yaitu Dr. Hj. Shabriati Aziz, M.Pd.I dan Dra. Euis Fety Fatayaty, M.Si.
Forum sarasehan menegaskan pentingnya penguatan akhlak generasi muda sebagai prioritas. Muslimah memiliki peran sentral dalam menyelamatkan moral bangsa, khususnya di tengah ancaman era digital.
BMIWI juga didorong untuk memantapkan kepemimpinan digital (digital leadership), menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi global.
Diskusi dalam sarasehan ini juga menyoroti urgensi keterlibatan BMIWI di forum internasional. Keterlibatan di level global memungkinkan BMIWI membawa isu-isu penting ke panggung dunia, seperti pendidikan, kesehatan mental, dan hak perempuan dalam perspektif Islam.
BMIWI juga diharapkan dapat merespons isu kesehatan mental yang semakin marak. Sebagai payung organisasi muslimah, BMIWI dipandang tidak bisa mengabaikan masalah ini.
Forum sarasehan menyepakati perlunya pengkajian lebih mendalam agar solusi yang dihasilkan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Langkah ini meneguhkan komitmen BMIWI untuk selalu berpijak pada prinsip ukhuwah Islamiyah dalam menjawab tantangan umat.
Menjaga Khittah dan Branding Organisasi
Forum sarasehan yang berlangsung penuh keakbraban ini juga menekankan pentingnya BMIWI tetap konsisten pada khittahnya yaitu memperjuangkan kebenaran dan melawan kezaliman. Juga menekankan perlunya branding organisasi yang lebih kuat, baik di level nasional, regional, maupun internasional.
Salah satu rekomendasi strategis adalah pembangunan kantor mandiri bagi BMIWI. Kemandirian fasilitas adalah langkah penting untuk memastikan keberlanjutan program BMIWI dalam membangun umat, bangsa, dan negara.
BMIWI kini terus bertumbuh dan berada di garis depan dalam membangun peradaban muslimah yang kokoh. Dengan konsolidasi, penguatan, dan pengembangan organisasi yang strategis, BMIWI siap menjawab tantangan global sambil terus menjaga nilai-nilai Islam. (ybh/bmiwi)