BMIWI Dorong Penguatan Ukhuwah pada Silaturahmi Nasional Ormas Islam MUI 2025
JAKARTA – Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI) menghadiri acara Silaturahmi Nasional Ormas Islam dan Halal Bihalal 1446 H yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis, 25 Syawal 1446 (24/4/2025).
Forum tahunan pasca-Idul Fitri itu menjadi ruang konsolidasi strategis bagi berbagai organisasi Islam nasional.
Selain menjadi ajang silaturahmi, acara tersebut juga menampilkan pembacaan piagam ukhuwah yang menegaskan pentingnya memperkuat tiga jenis persaudaraan: Islamiyah, wathaniyah, dan insaniyah—yakni ukhuwah berbasis keimanan, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Sekretaris Panitia Pengarah (SC) acara Halal Bihalal MUI 2025, KH Rofiqul Umam Ahmad, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk kontinuitas tradisi bangsa yang sarat nilai rekonsiliasi sosial.
“Halal bihalal merupakan warisan kultural umat Islam Indonesia, yang berfungsi sebagai jembatan kebersamaan setelah perbedaan dan perdebatan,” kata dia.
Perwakilan BMIWI yang hadir dalam acara tersebut yaitu Dra. Purwi Lestari Handayani (Ketua Bidang Litbang), Vany Yandrina, S.Si., Apt (Ketua Bidang Organisasi), Dr. Nurul Hidayati, S.Pd., MM (Ketua Bidang Dakwah), serta Ina Sriwahyuni, S.Pd (Ketua Bidang Infokom). Mereka menilai forum ini sebagai momentum penting untuk menyuarakan urgensi peran perempuan dalam penguatan jejaring ormas Islam.
“Kami memandang ukhuwah bukan hanya soal simbolik atau seremoni. Ukhuwah adalah kerja sosial-politik yang harus diupayakan terus-menerus. Di sinilah peran perempuan menjadi strategis: menyemai dialog, membangun empati lintas organisasi, dan menjaga kohesi sosial,” ujar Nurul Hidayati dalam keterangannya kepada media BMIWI.org.
Piagam ukhuwah yang dibacakan dalam forum tersebut disepakati sebagai dokumen moral bersama. MUI turut mengundang sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Presiden terpilih Prabowo Subianto dan para menteri Kabinet Merah Putih.
BMIWI, sebagai wadah organisasi perempuan Islam yang aktif dalam isu-isu kebangsaan dan dakwah sosial, menilai pentingnya memperluas cakupan ukhuwah pada tataran kebijakan publik.
“Kami mendorong agar piagam ukhuwah ini tidak berhenti pada retorika. Harus ada langkah kolaboratif untuk menjadikannya acuan dalam menghadapi isu-isu nasional, seperti intoleransi, krisis ekonomi, hingga disinformasi,” ujar Nurul Hidayati.
BMIWI merupakan salah satu ormas Islam perempuan yang konsisten mengangkat isu keummatan dengan pendekatan yang memadukan keislaman, keperempuanan, dan kewarganegaraan.
Keterlibatan aktif BMIWI dalam forum semacam ini menandai pergeseran penting bahwa perempuan Islam tidak lagi hanya menjadi pelengkap dalam ruang publik keagamaan, melainkan aktor sinergis yang turut membentuk arah diskursus keislaman Indonesia.